Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Best Practiceku

CONTEXTUAL USEFUL AND MEANINGFUL (CUM) MENGATASI GURU MENANGIS MENGAJAR BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR Kondisi Obyektif. Guru bagi pemahaman orang Jawa. Kata guru berasal dari dua kata yaitu ‘digugu’ dan ‘ ditiru’.( diikuti apa disampaikan, dan ditiru apa yang dia lakukan). Dalam fungsinya sekarang guru merupakan salah satu faktor penting dan penentu keberhasilan pembelajaran dan pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi guru tentu sangat beragaman. Dengan kata lain tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan perencanaan, materi pembelajaran maupun metode kurang dikuasai oleh guru. Pengajaran mata pelajaran muatan lokal bahasa Inggris di Sekolah Dasar masih sangat perlu disempurnakan dan mengalami banyak kendala, mengingat background guru yang kurang menguasai materi dan teknik /metode mengajar. Ketika guru diberi tugas mengajar mata pelajaran tersebut, yang terjadi adalah rasa takut dan kurang

Menyusun best practice

Mekanisme Best Practice Menyadari semakin banyaknya permintaan terkait mekanisme teknis penulisan untuk Best Practice, Redaksi Web P2KP memutuskan untuk merilis mekanisme pengiriman Best Practice berikut. Harapan kami, rilis ini mampu mempermudah rekan-rekan P2KP, sehingga ke depannya tidak lagi ditemui keluhan terkait cara teknik tulisan Best Practice. Mekanisme Berbeda dengan tulisan partisipatif biasa, tulisan Best Practice wajib melalui screening Tenaga Ahli (TA) KMP bersangkutan, dalam hal ini TA Capacity Building (CB), baik KMP PNPM Mandiri Perkotaan maupun KMP P2KP Advanced. Ini mengingat indikator kategori Best Practice berada di tangan para TA, sedangkan tugas Redaksi dalam hal ini “hanya” mengedit dan mempublikasikannya di situs kita: www.p2kp.org. Format Tulisan Mempertimbangkan pentingnya Best Practice diketahui khalayak luas (tidak hanya intern pelaku P2KP saja), Redaksi memutuskan bahwa format tulisan Best Practice adalah FEATURE. Karena, feature adalah sebuah

Best Practice

A Best practice is a technique, method, process, activity, incentive, or reward that is believed to be more effective at delivering a particular outcome than any other technique, method, process, etc. when applied to a particular condition or circumstance. The idea is that with proper processes, checks, and testing, a desired outcome can be delivered with fewer problems and unforeseen complications. Best practices can also be defined as the most efficient (least amount of effort) and effective (best results) way of accomplishing a task, based on repeatable procedures that have proven themselves over time for large numbers of people. A given best practice is only applicable to particular condition or circumstance and may have to be modified or adapted for similar circumstances. In addition, a "best" practice can evolve to become better as improvements are discovered.[1] Despite the need to improve on processes as times change and things evolve, best-practice is considered

Rencana Kepengawasan Akademik

RENCANA KEPENGAWASAN AKADEMIK (RKA) KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I / II TAHUN PELAJARAN 2009/2010 A. ASPEK / MASALAH Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi Guru SD BINAAN Kabupaten TRENGGALEK. B. TUJUAN 1. Mengetahui tingkat kompetensi guru dalam penguasaan dan pengembangan materi pembelajaran sesuai dengan SK/KD(Paedagogik). 2. Mengetahui tingkat kompetensi guru dalam menentukan sikap dan prilaku yang akan dikembangkan kepada siswa (Kepribadian). 3. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru dalam memgkomunikasikan materi pembelajaran sesuai dengan situasi, kondisi, dan karakteristik siswa (Sosial). 4. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa (Profesional). 5. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru dalam menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan aspek-aspek yang ditentukan dalam standar proses pendidikan. C. INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Guru memiliki kompetensi mengembangkan materi

Rencana Kepengawasan Manajerial

RENCANA KEPENGAWASAN MANAJERIAL (RKM) SEKOLAH DASAR BINAAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I / II TAHUN PELAJARAN 2009/2010 A. ASPEK / MASALAH Penilaian Kinerja Sekolah/Kepala Sekolah SD Binaan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. B.TUJUAN 1.Untuk mengetahui tingkat kompetensi kepala sekolah dalam integritas kepribadian sebagai pemimpin (Kepribadian). 2.Untuk mengetahui tingkat kompetensi kepala sekolah dalam mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara maksimal (Manajerial). 3.Untuk mengetahui tingkat kompetensi kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara maksimal (Manajerial). 4.Untuk mengetahui tingkat kompetensi kepala sekolah dalam mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien (Manajerial). 5.Untuk mengetahui tingkat kompetensi kepala sekolah dalam melakukan monitoring, evaluasi, dan

Hasil Kelompok Trenggalek

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH TK/SD/SDLB KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 200 9 /20 10 I. PENDAHULUAN Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18 tahun 1996, Bab I ayat 1, bahwa pengawas sekolah diberi tugas tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan tertentu dan berdasarkan Keputusan Bupati Trenggalek Nomor 15 tahun 2001 pasal 45, bahwa tugas bidang jabatan fungsional berdasarkan peraturan, perundang-undangan yang berlaku. Agar pelaksanaan tugas pengawas di atas berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan diperlukan perumusan tugas yang jelas. Program pengawas sekolah tahun pelajaran 200 9 /20 10 di Kabupaten Trenggalek disusun berdasarkan tahapan-tahapan berikut: 1. Menindaklanjuti hasil pengolahan dan analisa hasil pengawa

Orientasi Pengawas dan Kepala Sekolah

Dalam rangka meningkatkan kualitas Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah LPMP jawa Timur menyelenggarakan orientasi yang diikuti oleh hampir seluruh pengawas se jawa timur.Tepatnya dari jumlah 38 kabupaten/ kota se jawa timur, yang masuk dalam kegiatan ini ada 10 kabupaten/kota. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Royal Tretes View Hotel pada tanggal, 22 - 26 Oktober 2009. Dari 10 kabupaten/kota tersebut jumlah peserta dari pengawas sekitar 83orang . Pada kegiatan ini diberikan materi berkaitan dengan peningkatan kualitas pengawas sekolah dalam pelaksanaan tugas kepengawasannya. Disanmping Pengawas sekolah orientasi ini dikikuti pula oleh kepala sekolah sejumlah 97 orang dari berbagai kabupaten/kota se jawa timur. Program ini bernama " Bermutu" yang dananya berasal dari bantuan luar negeri. Dilihat hari namanya maka kegiatan ini berkaitan erat dengan mutu pembelajaran yang ada di jawa timur, khususnya pada daerah yang memdapatkan DBL (Dana Bantuan Langsung). Bermutu merupak